Rabu, 06 November 2013

SBY Menuai Banyak Kritik Soal Upah Buruh

Yogyakarta- Pernyatan yang di lontarkan Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai harus sudah berakhirnya era upah buruh murah beberapa hari lalu menuai kritik.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut pernyataan itu sebagai cermin bahwa Presiden SBY mau enak sendiri.
Bagaimana tidak. Disatu sisi, presiden SBY secara tidak langsung menekan pengusaha untuk meningkatkan upah buruh secara signifikan. Namun, disisi lain, dia belum bisa menghilangkan faktor-faktor yang menghambat pengembangan usaha.
"Pak SBY mau enaknya sendiri, mau upah buruh tidak murah tapi tidak mau menyelesaikan kendala pengusaha. Dulu alasan pengusaha masih tertarik ke Indonesia salah satunya karena upah murah," kata Direktur Indef Eni Ari Hartati ketika dihubungi oleh salah satu situs berita terkemuka yaitu merdeka.com di Jakarta, Rabu (6/11).
Dengan kata lain, menurut Eny, seharusnya Presiden SBY menyerukan penghapusan rezim upah murah ketika hambatan-hambatan berbisnis di Indonesia sudah dihilangkan. Penaikan upah buruh ditengah iklim berusaha yang belum kondusif hanya akan memperberat beban pengusaha.
"Beberapa kendala sulit masih jadi beban pengusaha seperti perizinan, masalah klasik infrastruktur, logistik. Beban buat pengusaha, investor jadi repot. Selama ini positifnya upah murah, karena pengusaha masih untunglah," katanya.
Presiden SBY saat bertemu dengan Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia, di Istana Bogor, Sein (4/11), menyatakan era upah buruh murah yang menjadi daya tarik untuk menarik investor tersebut harus sudah ditinggalkan. Dia juga meminta buruh untuk menempuh jalur dialog dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraannya.

:: waduh sahabat Rumah-Berita kalau begini critanya..sebetulnya Bapak Presiden yang kita sayangi ini mengerti atau paham tidak ya apa polemik yang sebenarnya terjadi antara pengusaha, buruh dan dewan pengupahan , sehingga para pengusaha keberatan untuk memberikan atau menaikkan gaji para buruh, walaupun itu mungkin bisa saja di lakukan dengan perhitungan yang masuk di akal, tapi kenyataan sebagian pengeluaran sudah termakan oleh oknum-oknum atau biasa juga kita sebut pungli (pungutan liar),hihihi..!!
Yah kita doakan saja yang terbaik untuk para buruh dan juga pengusaha biar semua berjalan seimbang dah aktivitas perusahaan pun dapat berjalan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika teman - teman menyukai artikel ini, sebagai tanda terima kasih kalian tolong bantu kami, hanya dengan 2 langkah mudah di bawah ini :

1. Klik tombol berbagi ke Facebook, Twitter, dan g+1.
2. Isi komentar pada kolom yang telah tersedia.